> 7 DAYS PASS
BACK




KNOWLEDGE

Label Nutrisi Makanan Membingungkan?

17 Juli 2014

Bingung membaca label nutrisi pada produk makanan? Tenang saja, kamu tidak sendirian!
 
Dalam sebuah penelitian dengan partisipan orang dewasa terdidik – 75 persen dari mereka setidaknya berpendidikan setaraf SMA – kebanyakan dari mereka kesulitan dalam memahami label informasi nilai gizi pada produk makanan sehari-hari.
Ahli diet tidak kaget dengan ini, karena mereka terbiasa harus menjelaskan pelabelan makanan ke klien-klien. “Masalah terbesar adalah mengerti seberapa banyak porsi dalam satu bungkus produk,” ujar Dr. Russel Rothman, asisten profesor kedokteran spesialis penyakit dalam dan anak di pusat riset kesehatan di universitas Vanderbilt yang memimpin riset tentag label nutrisi ini.
 
Timnya mensurvey 200 pasien dengan latar belakang sosioekonomik beragam dan meminta mereka untuk mengikuti tes pemahaman label makanan dengan 24 soal. Pada umumnya, mereka menjawab dengan benar 69% dari soal.
 
Selain kebingungan menentukan takaran saji, orang-orang juga sering tak mengerti material lain yang tidak relevan pada labelnya. Mereka sering mengkalkulasi datanya dengan salah, contohnya, hanya 37% bisa menentukkan berapa karbohidrat yang mereka konsumsi dari satu botol soda 600 ml dengan takaran saji 2.5.
 
“Soda pada umumnya 600 ml per botol,” ujar Rothman, “dan di kalengnya tertulis ‘takaran saji per botol 2.5.’ Orang pada umunya tidak menyadari itu. Mereka pikir 600 ml itu untuk satu kali saji.” Kalau labelnya mengatakan 200 kalori per saji, banyak yang mengira kalau artinya 200 kalori dalam satu botol. Namun, ketika dihitung, seluruh botolnya sebenarnya mengandung 500 kalori.
 
“Ketika kamu melihat label informasi nilai gizi produk makanan, bacalah dengan perlahan dan hati-hati,” Rothman menyarankan. “Mereka membingungkan dan banyak informasi kompleks. Perhatikan takaran sajinya dan masukan itu kedalam perhitungan seberapa banyak kalori dan nutrisi yang kamu konsumsi.” Penelitian ini di terbitkan di American Journal of Preventive Medicine.
 
Ahli lain, Susan Moores, konsultan nutrisi di Minneapolis dan juru bicara untuk American Dietetic Association, setuju kalau takaran saji adalah hal yang sering dilewatkan orang saat membaca label.
 
Dia mengatakan beberapa bahan yang tertulis di label juga dapat memberikan petunjuk tentang seberapa baik produk itu. “Kamu harus mengerti sebenarnya bahan apa yang dikandung dalam produk itu,” ujar Moores. “Kalau tidak, itu bisa jadi masalah. Itu artinya makanannya mungkin tidak sebegitu bernutrisi.” Satu pengecualian adalah label pada sereal yang diperkaya, banyak nama yang tak dikenal yang sebenarnya adalah vitamin dan bahan bernutrisi lain.
 
Daripada mencoba mengerti seluruh labelnya, konsumer bisa mencoba beberapa trik yang bisa menolong. Contohnya, ikuti peraturan “5 dan 20”. “Kalau labelnya berkata produk itu berkontribusi 5% atau kurang (dari angka kecukupan gizi per hari atau %AKG) nutrien tertentu, itu baik untuk beberapa bahan seperti sodium (garam) dan kolesterol, lemak dan gula,” Moores menjelaskan. Namun, dia menambah, itu tidak ideal untuk nutrien yang ingin kamu tambahkan. Kalau sebuah label menyatakan produk tersebut memberikan 20% dari %AKG sebuah nutrien tertentu, itu baik bagi nutrien yang ingin kamu tingkatkan – seperti vitamin, serat, kalsium atau zat besi – tapi tidak baik untuk nutrien yang ingin kamu kurangi dalam dietmu sehari-hari.
 
Kamu bisa melihat di bungkus produk tersebut untuk kata-kata spesifik, seperti “rendah lemak,” Rothman menyarankan. “Label ini diregulasi oleh Food and Drug Administration,” ujarnya, jadi konsumer bisa yakin kalau makanannya sesuai yang diiklankan. Tapi itu bukan berarti apa-apa. “ Beberapa produk makanan yang rendah lemak belum tentu lebih baik dari produk lain dalam hal nutrisi di bahan lain. Bisa saja produk tersebut malah mengandung terlalu banyak garam atau lemak,” Ujarnya lagi.
 
Kalau kamu masih kesulitan membaca label, Rothman memberikan dua cara lain yang bisa memastikan kalau kamu berfokus pada nutrisi baik dalam makananmu. Pertama, kamu bisa mengikuti saran rencana pola makan seperti Weight Watchers yang menyarankan 5 sajian atau lebih buaj dan sayur, dua atau tiga sajian produk susu rendah atau tanpa lemak per harinya, dan untuk mengurangi asupan kalorimu. Kalau itu masih sulit juga untukmu, kamu juga bisa meminta bantuan dari dokter umum atau ahli diet yang teregister. Mintalah pada mereka saran yang lebih praktikal untuk membantumu memilih makanan yang bernutrisi baik untuk pola makan harianmu.