> 7 DAYS PASS
BACK




KNOWLEDGE

Emotional Eating: The Trick to Staying Slim

26 Agustus 2012

Suka makan? Jangan khawatir! Health.com menjelaskan bagaimana Anda bisa menyenangkan diri Anda tapi tetap langsing. Ikuti saja cara-cara mudah berikut ini. 

 

Di bayangan Anda, bersenang-senang setelah hari yang buruk berarti makan satu skup es krim karamel dengan topping brownies. Anda suka es krim tersebut karena rasanya yang lembut dan bisa membuat Anda merasa bahagia. Tapi apa iya es krim bisa seburuk itu? 

Yang mengejutkan, makan secara emosional tidak harus menjadi masalah, kata Michelle May, MD, penulis buku Eat What You Love, Love What You Eat. "Membujuk diri Anda untuk merasa bahagia melalui makanan hanya akan menghasilkan masalah pola makan yang lebih besar, contohnya makan berlebihan," katanya.

KENAPA KITA HARUS NGEMIL UNTUK MERASA BAHAGIA

"Kita memang dilahirkan untuk makan karena alasan emosional," jelas Dr. May "Sejak saat Anda dilahirkan dan disusui oleh ibu, ada hubungan emosional antara 'diberi makan' dan 'dicintai'. Itulah sebabnya Anda tak bisa hanya mengatakan .'Jangan begitu.'"

Cemilan yang biasanya Anda inginkan mengandung banyak sekali bahan kimia yang membuat Anda bahagia. Contohnya cokelat yang mengandung serotonin dan neurotransmitter penghasil rasa bahagia, anandamide. Dan setelah brownies itu masuk ke perut Anda, tubuh pun merespon dengan menghasilkan endorphin, membuat Anda merasa 'mabuk' cemilan. 

MAKAN HANYA APA YANG ANDA SUKA

Dr. May mengatakan, sebelum Anda membuka kemasan es krim favorit Anda, lakukan "Tes 4 Benar". Apa itu? Tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda benar benar benar benar ingin makan es krim. "Makan sesuatu yang tidak benar-benar Anda inginkan akan membuat Anda makan lebih banyak karena Anda tak merasa puas," katanya.  

Itulah bahayanya mengganti makanan yang membuat Anda 'ngidam' dengan makanan lain yang lebih ringan atau dengan porsi kecil namun bersama makanan lain. Hal itu tak hanya membuat Anda tidak puas, namun juga membuat Anda justru makan lebih sembrono. "Kalau saya tidak lapar, tapi ingin sedikit ngemil, justru malah konyol bukan jika saya cuma makan kerupuk?" tanya Dr. May. "Saya tidak membutuhkannya dan saya juga tak akan puas setelah memakannya." 

MAKAN YANG BENAR-BENAR ENAK

Tinggalkan dulu sejenak laptop, TV, atau komputer tablet Anda, sehingga Anda bisa fokus akan apa yang ingin Anda makan. Mengapa? Jika Anda tak menikmatinya, "maka penyebab utama Anda makan tak akan terpuaskan," jelas Dr. May, dan Anda justru pasti akan memakan makanan tinggi kalori lainnya—dalam porsi besar.

JANGAN MAKAN SAAT PERUT KOSONG

"Jika Anda sudah makan makanan sehat yang mengandung protein, sayuran, dan lemak sehat, maka makanan penutup Anda harus mampu memuaskan secara emosional," kata Julia Ross, direktur the Recovery System Clinic in Mill Valley, California, dan penulis buku The Diet Cure. "Banyak orang melewatkan makanan utama agar tak mengkonsumsi terlalu banyak kalori dan langsung makan makanan penutup saja, akhirnya gula darah pun melonjak naik, lalu turun mendadak, sehingga malah akan makan lebih banyak."

Makan lagi dan lagi juga akan mendekatkan Anda dengan bahaya makan emosional: makan berlebihan. "Tak ada salahnya makan karena ngidam—kecuali jika itu menjadi hal kronis atau ekstrim," kata Ross.

BUANG RASA BERSALAH ANDA 

Mengapa? Karena hal tersebut akan membuat rasa senang jadi hilang. "Anda harusnya tak merasa bersalah jika Anda makan karena merayakan sesuatu atau agar merasa nyaman," kata Ross. Selain itu, menyalahkan diri sendiri karena baru meminum segelas milk shake cokelat hanya akan membuat Anda butuh memakan makanan yang lain untuk memperbaiki mood Anda. Lebih baik ingat ini: Saat Anda makan agar merasa senang, biarkan diri Anda menikmati rasa senang tersebut. Lalu kembali pada diet Anda.